(download)
Sementara pakar metefisika umum (ontologi) mengatakan bahwa filsafat yang semula bertujuan memperoleh pengetahuan. Namun banyak diantara meraka mengatakan bahwa dalam ranah kajian ontologi mereka merasa tidak akan mendapatkan pengetahuan itu. Karena setiap upaya pencarian akan pengetahuan ontologis dalam filsafat, segera ia akan berpidah kepada ilmu, dan sudah bukan pengetahuan filsafati lagi. Mereka juga mengatakan bahwa dalam metefisika (ontolgi) kita tidak akan mendapatkan apa yang dinamakan dengan ‘pengetahuan’ melainkan akan mendapatkan ‘pengertian’ dan ‘kebijaksanaan.’
Pernyataan di atas adalah tidak sepenuhnya salah, namun setidaknya sebagaiamana kiranya akan menjadi jelas dalam pembahasan ini, kita melihat bahwa setidaknya filsafat telah memberikan dasar ontologis bagi pengetahuan kita. Namun para tokoh seperti Richard M. Burian & JD Tourt mengatakan bahwa ada hubungan timbal balik antara filsafat dan ilmu. Hubungan timbal balik itu meskipun tidak secara eksplisit dibahas Burian & Tourt dalam makalahnya namun dapat dilihat secara implisit. Filsafat sebagaimana pendapat sebagian besar pemerhati filsafat ilmu memberikan dasar bagi pengembangan ilmu baik secara ontologis, epistimologis, dan aksiologis. Disamping itu juga kita dapat menyimpulkan bahwa pengetahuan ilmiah pun memberikan bahan bagi para filsuf dalam membangun pandangan dunia bagi filsafatnya.
Demikianlah sehingga kita dapat melihat, sebagaimana juga tersirat dalam pembahasan makalah ini bahwa proses ilmu dengan beberapa alasan adalah bagian dari proses filsafat. Filsafat berusaha mencari kebenaran yang kita sebut sebagai pengetahuan. Dan proses ilmu pada beberapa aspek tertentu melaksanakan dalam praktiknya. Ilmu memberikan sumbangan bagi pemahaman filosofis dan sekaligus menjadi bahan penyusunan pengetahuan itu. Filsafat dalam usahanya juga memberikan landasan pengembangan terhadap ilmu. Demikianlah hubungan ini tersimpul dan terjalin satu sama lain.
No comments:
Post a Comment