Wednesday, July 10, 2019

AL-KHAWARIZMI, BAHASA & MATEMATIKA

Oleh: R. Ahmad Nur Kholis, M.Pd


Ketika artikel ini ditulis, penulis baru saja mencetak beberapa literatur yang ada dalam laptop dalam bentuk file. Hal demikian ini untuk persiapan penulis mengajar dan untuk baca-baca sendiri. Setelah selesai beberapa literatur dicetak, penulis kemudian secara tidak sengaja terpikir untuk mencetak pula sebuah kitab matematika karya matematikawan muslim abad tengah: al-Khawarizmi berjudul: Al-Jabru wal Muqabalah yang juga ada dalam laptop penulis. Secara bebas judul kitab ini mungkin bisa diterjemahkan sebagai: Operasi Al-Jabar. Kitab ini baru saja penulis dapatkan, namun belum sempat membacanya.

Membaca kitab ini adalah sangat menarik. Karena kecuali pada bagian pengantar editor (muhaqqiq) kita tidak akan menjumpai simbol-simbol matematika di dalamnya. Simbol matematika yang dimaksud adalah seperti: "+" untuk penjumlahan; "-" untuk pengurangan; "x" untuk perkalian dan simbol-simbol lainnya. Jadi setiap rumus matematika semuanya ditulis secara sarana bahasa verbal. Seperti kata "tusawi" dan berbagai variasinya untuk menyatakan "=" atau kata "tu'adil" dan berbagai variasinya untuk menyatakan rata-rata. Jadi semuanya disampaikan secara bahasa verbal dan pernyataan-pernyataan yang mengandung silogisme. Sebuah bidang seperti persegi tiga jajar genjang dan sebagainya tetap digambarkan. Namun penjelasannya dibahasakan secara verbal juga. Demikian pula variabel-variabel ditulis dengan huruf-huruf arab. 
Kita mengetahui bahwa matematika pada dasarnya adalah sarana berpikir logis. Sebuah persamaan matematika adalah bentuk lain dari silogisme. Namun tak sedikit orang yang kesulitan dalam memahaminya ketika silogisme itu diungkapkan dalam simbol-simbol persamaan matematika. Dalam kitab ini pengungkapan yang dilakukan Al-Khawarizmi adalah dengan menyampaikan rumus-rumus logika matematika secara sarana bahasa verbal. Demikian ini menyebabkan banyak pernyataan-pernyataan di dalamnya yang berbentuk silogisme. Secara nahwu, struktur bahasa yang digunakan adalah jumlah syartiyyah. Baik yang menggunakan isim syarat maupun huruf syarat yang berfungsi menjabarkan seperti kata: "أما". Dalam banyak bagian buku ini, editor memberikan bantuan penjelasan pada catatan kaki dengan menuliskan rumus-rumus matematis atas pernyataan logika penulis kitab.
Oleh karena itu saya kira, kitab ini cocok untuk dibaca para santri yang terbiasa ngesai kitab kuning dan malas untuk memikirkan mengenai: "makna apa yang disampaikan oleh: ax² + bx + c = 0 ?" 
Demikianlah. Kurang lebihnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Wallahul muwaffiq ila aqwamit thariq....



Malang, 11 Juli 2019

No comments:

Post a Comment

APAKAH FILSAFAT ITU SESAT?