Dalam rangka memperkenalkan mungkin di sini akan dibahas secara ringkas dan seringan mungkin mengenai: (1) apakah filsafat itu?; dan (2) bagaimana asal-mulanya?.
Apakah itu filsafat?
Bagi para pemula, jika saja nanti anda membaca buku-buku filsafat, atau anda telah membacanya sebelum ini, biasanya akan anda jumpai pembahasan yang begitu panjang tentang makna filsafat baik secara bahasa maupun istilah. demikian pula akan dijumpai berbagai hal perbedaan para tokoh mengenai pengertian filsafat itu. Demikian ini memang diperlukan untuk membangun pemahaman mendasar yang kuat mengenai apa itu flisafat.
Namun, bukanlah suatu tujuan dalam tulisan ini untuk menguraikan berbagai pendapat tersebut. Terutama karena tulisan ini hanya menghendaki menjadi kunci pertama di dalam suatu usaha memahami akan apa itu filsafat. Sehingga baiknya, kita sepakati saja satu pengertian tentang filsafat yang akan kita gunakan sebagai pemandu pemahaman kita selanjutnya.
Secara umum dapat dijelaskan bahwa kata ‘filsafat’ secara bahasa diartikan sebagai: ‘mencintai kebijaksanaan’ atau dapat disebut pula sebagai ‘mencintai kebenaran.’ Ia merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘philos’ yang berati ‘cinta’ dan kata ‘shopos’ yang berarti kebijkasanaan. Philosophy (yang kemudian diambil ke dalam bahasa Indonesia: filsafat dan ke dalam bahasa arab: ‘falsafah’) adalah suatu sikap ‘mencintai apa yang benar.’
Secara istilah dapat dijelaskan bahwa filsafat adalah: ‘usaha mencari kebenaran dengan menggunakan akal-budi manusia.’ Atau disebut juga sebagai suatu kegiatan: berfikir yang lurus dan mencari alasan yang paling mendasar dari seluruh keberadaan dan kenyataan. Sehingga dapat kita pahami bahwa filsafat pada intinya terletak pada dua pokok bahasan yaitu: ‘kebenaran’ dan ‘pikiran.’ Kebenaran ini kemudian kita sebut sebagai pengetahuan.
Ada apa sebelum filsafat?
Dalam peradaban manusia, sebelum keberadaan filsafat, kebudayaan manusia dikuasai oleh dua hal yaitu: (1) Mitos; dan (2) Mistik. Mitos merupakan pikiran serba khayal dan didasarkan kepada suatu tradisi dalam suatu masyarakat. Contoh dari mitos adalah seperti kepercayaan-kepercayaan yang tidak dapat dibuktikan yang dipegang-teguh oleh masyarakat. Misalnya: ‘seorang perawan, dilarang duduk di depan pintu rumah, jika demikian maka ia akan sulit mendapatkan jodoh. Atau seorang yang hamil, jangan membuag air panas di tanah, nanti akan susah melahirkan, dan lain sebagainya.
Adapun mistik adalah kepercayaan akan kekuatan-kekuatan magis di alam. Seperti kepercayaan masyarakat yang mengatakan: “jika anakmu sakit setelah bermain di sungai atau di bawah pohon besar, maka itu karena kemarahan ‘penunggu’-nya. Berilah ia ‘sesajen’ supaya ia tidak marah lagi. Atau seperti kepercayaan bahwa gunung yang meletus adalah karena kemurkaan dewa bumi dan sebagainya.
Kapan filsafat dimulai
Kemudian, kapan filsafat dimulai?
Kita bisa menjawab bahwa, filsafat dimulai semenjak manusia menggunakan akal-budinya secara lurus untuk memikirkan apa yang ada dan terjadi pada diri dan sekitarnya. Ia mencoba mencari dengan akal-budi yang dimilikinya dalam berfikir yang lurus untuk mencari pengetahuan mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada hakikatnya?. Apa yang sebenarnya terjadi di balik gunung yang meletus?, apa yang terjadi sehingga seorang perempuan itu susah melahirkan? Dan bukannya lari ke dalam suatu kepercayaan yang tidak masuk akal sama sekali.
Dalam sejarah, filsafat dimulai ketika beberapa orang di Yunani memikirkan tentang pertanyaan-pertanyaan dalam dirinya (sebagiannya) adalah sebagai berikut: (1) Apa hakikat alam ini?; (2) dari mana ia berasal?; (3) dengan apa ia diciptakan?; (4) apakah alam ini pada hakikatnya dalah satu substansi atau satu materi?; (5) apakah hakikat diri ini (manusia)?; (6) dari mana ‘aku’ berasal?; dan (7) adakah ‘aku’ dan seluruh alam ini diciptakan?; (8) lalu, siapa yang menciptakan?
Kita melihat bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang mendasar dan bersifat asasi. Dan pertanyaan-pertanyaan semacam itulah yang semula mencoba dipecahkan oleh para filsuf-filsuf besar Yunani di masa awal pertumbuhan pemikiran kefilsafatan.
Bumiaji, Kota Batu, 15 Nopember 2020
R. Ahmad Nur Kholis, M.Pd
Penulis Buku FIlsafat Ilmu
No comments:
Post a Comment