Pertanyaan:
Assalamualaikum pak Kholis. Saya mau bertanya lagi:
Di dalam Kitab Suci Al-Qur'an sendiri bukankah banyak pengetahuan dan segala aspek kehidupan bukankah ada disana? Di sana aspek kehidupan berniaga, pernikahan, pengetahuan termasuk filsafat juga ada di dalam Al-Qur'an.
Di dalam Kitab Suci Al-Qur'an sendiri bukankah banyak pengetahuan dan segala aspek kehidupan bukankah ada disana? Di sana aspek kehidupan berniaga, pernikahan, pengetahuan termasuk filsafat juga ada di dalam Al-Qur'an.
Apakah ilmuwan muslim dan filsuf-filsuf Islam membongkar Al-Qur'an lebih dalam, atau hanya ingin mengutak-atik filsafat Yunani, India atau cina saja? Bagaimana hubungan Islam dan sains sebenarnya?
(Annisa, Surakarta)
Jawaban:
Mbak anisa yg baik. Kiranya saya sangat berterima kasih pada mbak annisa karea telah membuat saya berfikir.
Pertama yang mungkin harus saya jelaskan adalah bahwa terdapat setidaknya 3 (tiga) macam kebenaran yang dapat diandalkan. (Pertama) adalah kebenaran wahyu (agama); (Kedua) adalah kebenaran filsafat; dan (ketiga) adalah kebenaran ilmu. Kebenaran wahyu adalah kebenaran dari tuhan. Kebenaran filsafat adalah kebenaran yang didasarkan pada akal (logika). Sedangkan kebenaran ilmu adalah kebenaran yag didasarkan pada rasio.
Ketiga kebenaran tersebut karena memiliki bersumber dan landasan yang berbeda, maka sifatnya pun berbeda. Kebenaran agama bersifat absolut (tidak boleh dibantah). Kebenaran filsafat bersifat spekulatif (bisa benar bisa salah). Sedangkan kebenaran ilmu bersifat tentatif (pada suatu saat bisa terbukti benar dan pada saat yang lain bisa terbukti salah).
Dari pemahaman demikian ini kita akan menyadari bahwa mengukur kebenaran agama berdasarkan ilmu atau filsafat adalah tidak bijaksana. Karena dengan demikian kita akan menggugurkan sifat ketakterbantahan agama. Bukankah jika demikian ini berarti kita menghina agama kita?
Demikian pula ketika kita mencoba mencari jawaban filosofis dan/atau ilmiah dengan menggunakan kitab suci agama. Itu terlalu berlebihan saudaraku. Al-Quran bukanlah buku filsafat dan juga buku ilmu pengetahuan. Bagaimana jika di sana tidak ada jawabannya? Apakah kita menganggap bahwa Kitab Suci kita tidak sempurna?
***
Saya lihat mbak annisa menyatakan: "bukankah dalam Al-Quran ada segala aspek kehidupan? Berniaga, pernikahan dan juga termasuk filsafat?"
Pertama saya harus jelaskan, bahwa hal-hal yang berkaitan dengan hukum dalam Al-Quran itu adalah syariat mbak annisa. Yaitu seperangkat aturan dalam agama untuk mengejewantahkan keinginan Tuhan di bumi. Selebihnya berupa isyarat (ayat) atau tanda. Sama sekali bukan pengetahuan filsafat atau ilmu.
Pertanyaannya kemudian: "lalu bagaimana hubungan Islam (Al-Quran) dan sains?
Di sini harus saya jelaskan bahwa Al-Quran sama sekali tidak berusaha memberikan jawaban ilmiah. Sebagai kebenaran absolut Ia tidak mempedulikan hasil penemuan ilmu atau hasil pemikiran filsafat.
Al-Quran hanya memberikan ruang seluas-luasnya bagaimana filsafat dan ilmu itu dikembangkan. Misalkan ayat yang mengatakan:
وليعلم الذين اوتوا العلم انه الحق من ربه. ويؤمنون به...
Dan ayat
والراسخون فى العلم يقولون امنا به. كل من عند ربنا..
Juga ayat:
يرفع الله الذين امنو منكم والذين اوتوا العلم درجات...
Juga ayat:
سنريهم أياتنا فى الآفاق وفى انفسهم حتى يتبين له انه الحق....
Dan sebagainya.
Demikian....
Salam
R. Ahmad Nur Kholis
Nama: M Fachruddin M
ReplyDeleteProdi: MPI B
Menurut hemat saya, beberapa orang berusaha menyelaraskan agama dan sains, penting untuk diingat bahwa keduanya memiliki tujuan dan metode yang berbeda. Keselarasan ini mungkin dapat ditemukan dalam bidang-bidang tertentu, tetapi beberapa konsep dan keyakinan mungkin tetap berada di luar ruang lingkup atau metode satu sama lain.
Banyak orang percaya bahwa ayat-ayat agama menyampaikan kebenaran spiritual dan moral yang tidak selalu dapat diukur atau diuji dengan metode ilmiah. Disisi lain, Sains tidak selalu dapat membahas atau menguji aspek-aspek metafisik atau spiritual yang seringkali tercakup dalam ayat-ayat agama.
Nama : Dea yushinta
ReplyDeleteProdi : MPI B
Menurut saya Upaya pencarian ilmu pengetahuan dalam Islam memang bukan hal baru, melainkan sudah dilakukan oleh ulama-ulama sejak dahulu. Persoalan ini bermula dari perspektif mereka mengenai ”apakah al-Qur’an merupakan sumber ilmu pengetahuan atau hanya sebagai petunjuk agama saja?”
dan filsafat Islam, di samping berakar secara
historis, juga memiliki hubungan dengan sumber-sumber tekstual, baik al-Qur'an maupun hadits.
Upaya kompromisasi antara sumber historis dan sumber tekstual yang dilakukan oleh para filosof Islam
Nama : Qod Aflakhal M
ReplyDeleteProdi : MPI B
Menurut saya hubungan antara keduanya memberikan keistimewaan bahwa al Qur’an memberikan gambaran umum ilmu alam untuk merangsang perkembangan berbagai ilmu. Dengan kata lain dalam Al Qur'an banyak ilmu pengetahuan yang dibutuhkan manusia untuk mengembangkan pengetahuan didunia sains.