Oleh: R. Ahmad Nur Kholis
Ada yang bertanya apakah filsafat itu dimulai dari Yunani?
Maka artikel ini mencoba menjawabnya dengan memulai penjelasan sebagai berikut:
Pada dasarnya filsafat adalah upaya memahami, mempertanyakan dan menjawab segala realitas dalam alam. Ketika pemahaman akan realitas ini mulai bergeser dari mitos dan mistisisme menuju pemahaman logis dan rasional, maka dari situlah filsafat dimulai.
***
Dalam perkembangan peradaban manusia, perkembangan filsafat dapat ditelusuri di beberapa bagian di dunia ini. Di antaranya adalah filsafat China, Filsafat India dan Filsafat Barat (Yunani).
Masing-masing filsafat berdasarkan klasifikasi geografisnya ini, berkembang ke arah yang berbeda-beda. Filsafat China dan India pada akhirnya berkembang menjadi agama. Seperti agama Konfusionisme dan Taoisme di China dan agama-agama Hinduisme, Budhisme di India. Begitu juga agama-agama kaum grass-root di sana.
Adapun Filsafat Barat, berkembang menjadi Ilmu Pengetahuan yang populer sampai sekarang.
Pada perkembangannya, filsafat barat menjadi lebih populer dalam kancah internasional. Hal ini dikarenakan banyak hal. Salah satunya adalah karena barat saat ini menjadi pemenag beradaban.
***
Bagaimana dengan Islam?
Di masa akhir Dinasti Ummayah dan hingga akhir masa Dinasti Abbsyiyah, transformasi pengetahuan terjadi dari Yunani ke dunia Muslim melalui berbagai aktifitas penerjemahan buku-buku Yunani. Dalam hal ini termasuk juga filsafat.
Melalui para filosof dan ilmuwan muslim, filsafat barat menjadi tumbuh dengan baik dan berkembang. Salah satu sumbangan terbesar para ilmuwan muslim adalah mengembangkan ilmu matematika dan metode eksperimen. Sebuah metode ilmu yang dinilai sebagai true eksperimen.
Nama-nama filsuf terkenal dalam Islam dalam hal ini dapat disebutkan seperti Ibnu Sina dan Al-Farabi. Dalam bidang matematika murni dan eksperimen dapat dikenal nama seperti Al-Khawarizmi dan Al-Kindi.
***
Keemasan filsafat Islam berangsur pudar pasca runtuhnya Dinasti Abbasyiyah dengan ideologi Muktazilahnya. Kekalahan demi kekalaham Islam pada masa kemudian juga mendorong kepudarannya itu.
Sebagai upaya survival, dunia Islam kemudian berpaling kepada filsafat sufisme Al-Ghazali dan Teologi Determinsme Asy-'ariyah. Kedua paham yang disebut terakhir ini berkembang sangat baik hingga sekarang dan berimplikasi pada macetnya perkembangan sains di dunia Islam.
Malang, 16 Pebruari 2020
Ada yang bertanya apakah filsafat itu dimulai dari Yunani?
Maka artikel ini mencoba menjawabnya dengan memulai penjelasan sebagai berikut:
Pada dasarnya filsafat adalah upaya memahami, mempertanyakan dan menjawab segala realitas dalam alam. Ketika pemahaman akan realitas ini mulai bergeser dari mitos dan mistisisme menuju pemahaman logis dan rasional, maka dari situlah filsafat dimulai.
***
Dalam perkembangan peradaban manusia, perkembangan filsafat dapat ditelusuri di beberapa bagian di dunia ini. Di antaranya adalah filsafat China, Filsafat India dan Filsafat Barat (Yunani).
Masing-masing filsafat berdasarkan klasifikasi geografisnya ini, berkembang ke arah yang berbeda-beda. Filsafat China dan India pada akhirnya berkembang menjadi agama. Seperti agama Konfusionisme dan Taoisme di China dan agama-agama Hinduisme, Budhisme di India. Begitu juga agama-agama kaum grass-root di sana.
Adapun Filsafat Barat, berkembang menjadi Ilmu Pengetahuan yang populer sampai sekarang.
Pada perkembangannya, filsafat barat menjadi lebih populer dalam kancah internasional. Hal ini dikarenakan banyak hal. Salah satunya adalah karena barat saat ini menjadi pemenag beradaban.
***
Bagaimana dengan Islam?
Di masa akhir Dinasti Ummayah dan hingga akhir masa Dinasti Abbsyiyah, transformasi pengetahuan terjadi dari Yunani ke dunia Muslim melalui berbagai aktifitas penerjemahan buku-buku Yunani. Dalam hal ini termasuk juga filsafat.
Melalui para filosof dan ilmuwan muslim, filsafat barat menjadi tumbuh dengan baik dan berkembang. Salah satu sumbangan terbesar para ilmuwan muslim adalah mengembangkan ilmu matematika dan metode eksperimen. Sebuah metode ilmu yang dinilai sebagai true eksperimen.
Nama-nama filsuf terkenal dalam Islam dalam hal ini dapat disebutkan seperti Ibnu Sina dan Al-Farabi. Dalam bidang matematika murni dan eksperimen dapat dikenal nama seperti Al-Khawarizmi dan Al-Kindi.
***
Keemasan filsafat Islam berangsur pudar pasca runtuhnya Dinasti Abbasyiyah dengan ideologi Muktazilahnya. Kekalahan demi kekalaham Islam pada masa kemudian juga mendorong kepudarannya itu.
Sebagai upaya survival, dunia Islam kemudian berpaling kepada filsafat sufisme Al-Ghazali dan Teologi Determinsme Asy-'ariyah. Kedua paham yang disebut terakhir ini berkembang sangat baik hingga sekarang dan berimplikasi pada macetnya perkembangan sains di dunia Islam.
Malang, 16 Pebruari 2020
No comments:
Post a Comment