Oleh: R. Ahmad Nur Kholis, M.Pd
(kholis3186@gmail.com; +62 857-3602-3155)
Pada Awalnya
Pada masa awal perkembangannya, filsafat telah membuat manusia menjadi semakin bijak dalam menyikapi alam. Pada masa mitologi, di mana mitos adalah segalanya alam merupakan realitas yg penuh rahasia dan menakutkan. Kemudian filsafat datang untuk memberdayakan potensi berfikir manusia dan menjadi lebih mengerti akan alam yg dikatakan rahasia dan angker itu. Manusia pun menjadi lebih bijak dan rasional. Alam mulai bisa tertundukkan. Ia tak lagi menakutkan.
Ilmu Sebagai Anak Filsafat
Filsafat merupakan kegiatan berfikir logis, sistematis dan radikal. Ia memakai cara-cara deduktif dalam penelusuranya. Prinsip-prinsip silogisme menjadi saran penting dalam hal ini.
Pada masa selanjutnya, ketika pengetahuan telah bertumpu pada pengamatan empiris disamping penalaran deduktif maka lahirlah pengetahuan ilmiah. Mulailah ada pemisahan ilmu dari filsafat yg sebelumnya masih terpadu.
Ilmu & Teknologi yg Semakin Liar
Ilmu terus berkembang bak cendawan di musim hujan. Mulanya ilmu digolongkan ke dalam 2 (dua) macam: (1) ilmu alam, dan (2) ilmu sosial. Kemudian keduanya terus berkembang dan beunculan ilmu lainnya. Dalam ilmu alam berkembang ilmu fisika, biologi, zoologi dan sebagainya. Dalam Ilmu sosial berkembang ilmu lain seperti: psikologi, teori politik, hukum dan sebagainya banyak sekali. Bahkan sosiologi itu sendiri. Matematika pun yg semula adalah sarana menjadi ilmu yg mandiri. Demikianlah, ilmu semakin banyak dan beragam, namun cakupannya semakin sempit.
Ilmu yg semakin tua dan dewasa telah membuahkan apa yg dinamakan teknologi. Ia adalah buah dari ilmu yg semula diniatkan sebagai perwujudan manfaat ilmu dalam mempermudah kehidupan manusia. Kita tahu bahwa teknologi mesin cetak dan mesin uap telah menandai revolusi industri dan informasi.
Akan tetapi teknologi pun berkembang semakin liar tanpa arah. Kita bisa melihat bahwa Bom Atom yg meluluhlantakkan hirosima dan Nagasaki juga adalah teknologi. Di masa sekarang bahkan telah ditemukan peledak yg efeknya dapat lebih dari 10 kali lipat bom atom itu. Sungguh kenyataan tragis.
Ia (teknologi) juga membingungkan pada dirinya sendiri dan telah mengubah gaya hidup manusia pada sisi lainnya. Pada saat inj kita melihat dan sadar atau tidak bahwa ia telah mulai berbalik mengendalikan hidup manusia sendiri yg menciptakannya.
Tidak perlu jauh2 untuk melihat kenyataan ini. Teknologi Whatssapp (WA) sebagai media penulisan tulisan ini terus saja update hampir tiap minggu. Membuat smartphone yg kapasitasnya terus ditingkatkan sering mengingatkan bahwa: "penyimpanan telah hampir habis". Hal demikian ini kita tidak tau kapan akan berhenti. Kapankah WA akan berhenti update? Kapan Smartphone akan berhenti diproduksi? Dan kapan kita akan berhenti membeli. Kita tak pernah tau kapan akan berhenti mengikuti teknologi yg terus melaju ini. Belum lagi jika melihat dampak dari informasi serba bebas yg dibawanya yg telah mampu secara perlahan menghancurkan moral sebuah bangsa yg paling berbudi sekalipun.
Di samping ini semua, penulis masih berharap bahwa Ilmu ini masih merupakan rahmat dari pada musibah. Amin...
Malang, 02/02/2018
No comments:
Post a Comment