Oleh: R. Ahmad Nur Kholis, M.Pd
Ketika Amerika Serikat menjatuhkan bom atom-nya pada agustus 1945 di Hirosima dan Nagasaki yang kemudian meluluh-lantakkan kedua kota di Jepang itu, Albert Enstein kemudian dengan sedih bergu-mam: "Mengapakah Ilmu yang indah ini kemudian berujung pada hal yang sangat menyedihkan?". Rupanya sang ilmuwan peraih nobel dalam bidang fisika itu berada dalam dilema besar. Karena hasil penemuan teoritisnya tentang relatifitas telah dimanfaatkan oleh pemerintah Amerika (waktu itu di bawah presiden Rosevelt) untuk membuat bom atom tersebut.
Memang teori relatifitas yang ditemukan Enstein dan dirumuskan ke dalam: E= mc² adalah dasar bagi pengembangan bom atom. Secara sederhana teori itu dapat dijelaskan sebagai pernyataan: energi adalah relatif. Karena energi adalah bentuk lain dari zat. Secara ilmiah kemudian dapat dikembangkan bahwa dengan bahan zat atau meteri yang relatif sedikit dapat dihasilkan energi yang cukup dahsyat. Demikainlah prinsip dasar pengembangan bom atom.
Pada tanggal 2 Agustus 1939 Enstein berkirim surat kepada preiden Amerika Franklin D. Rosevelt. Dalam surat tersebut Enstein menyampaikan sebuah rekomendasi mengenai serangkaian kegiatan yang seyogyanya dilakukan oleh pemerintah Amerika. Serangkaian kegiatan yang mana pada akhirnya berujung pada pembuatan bom atom itu.
Dalam suratnya Enstein mengatakan demikian: "Saya percaya bahwa merupakan suatu kewajiban bagi saya untuk memberitahukan kepada anda fakta-fakta dan rekomendasi sebagai berikut...."
****
Kita mengetahui dalam sejarah betapa dahsyatnya bom atom tersebut. Kita juga mengetahui berapa besar akibat buruk yang ditimbulkan bom atom tersebut bagi jiwa manusia.
Pertanyaannya kemudian apakah Enstein tidak mengetahui akibat buruk yang ditimbulakan bom atom tersebut? Kemudian, mengapakah Enstein harus memberikan rekomendasi tersebut kepada Rosevelt?.
Enstein sebagai penemu teori relativitas tentu saja pasti sangat mengerti akan akaibat yang ditimbulkan dari pengembangan teorinya. Hanya saja ia ketika itu memang sedang dalam dilema. Karena di satu sisi ia dengan ilmu harus mementingkan keselamatan jiwa manusia. Dan di sisi lain ia juga telah membaca gelagat Jerman yang telah melakukam uji coba uraniumnya di Institut Keiser Wilhelm di Berlin. Adalah kejahatan yang lebih besar bagi kemanusiaan jika ketika itu bom atom dibuat oleh Jerman yang fasis dan kejam ketika itu. Maka dibuatlah bom atom itu oleh amerika dengan rekomendasi Enstein mendahului Jerman.
Akan tetapi, apapun yang terjadi, hal itu tetaplah membawa Enstein pada kesedihan. Karena ilmu yang indah dan dicintainya itu membawa kepada saling membunuh sesama manusia.
***
Belakangan ini, terdapat sekitar 40.000 kepala nuklir aktif dengannkekuatab 1.000.000 kali bom atom yang dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki 70 tahun lalu. Kekuatan tersebut dinilai cukup untuk menghancurkan bumi menjadi berkeping-keping.
"Semua ini karena kita belum lagi belajar tentang apa yang harus kita lakukan." kata Enstein dalam pidatonya di hadapam para mahasiswa Institute of Technology California beberapa lama setelah jatuhnya bom atom di Hirosima dan Nagasaki itu.
Kiranya Enstein telah mengajarkan kepada kita bahwa: "seorang ilmuwan haruslah berpaling kepada kemanusiaan."
Salam.
Malang, 9 Juni 2019
No comments:
Post a Comment