Tuesday, June 11, 2019

REALITAS ALAM SEBAGAIMANA ILMU MELIHATNYA

Oleh: R. Ahmad Nur Kholis, M.Pd

Ada seorang sahabat yang bertanya kepada saya yang pada intinya pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut: "Apakah langit itu benar-benar ada?, ataukah hanya keterbatasan penglihatan manusia saja?"
Sehubungan dengan itu, maka saya mencoba memberikan jawaban sebaik mungkin yang semoga dapat membantu yang bertanya. Saya mengapresiasi baik pertanyaan ini karena pertanyaan ini saya kira sangat filosofis.

Saya ingin mulai penjelasan saya dengan mengatakan bahwa ilmu dalam proses mendapatkan pengetahuan beranjak dari meragukan sesuatu untuk kemudian melakukan sebuah kegiatan pembuktian. Kegiatan pembuktian ini secara teknis lalu kita sebut penelitian. Dari kegiatan ini maka kita akan bisa memutuskan untuk tetap pada pendirian semula atau berubah.
Secara ontologis metafisis dapat dijelaskan bahwa ilmu merupakan usaha manusiawi untuk mencari jawaban di balik apa yang ditangkap oleh indera manusia. Hal demikian ini dilakukan karena kita mengetahui bahwa apa yang ditangkap oleh Indera manusia ini terkadang atau seringnya adalah menipu. Sebuah sendok atau penggaris yang dimasukkan ke dalam gelas berisi air bisa saja tertangkap oleh mata sebagai sendok atau penggaris yang bengkok. Tapi apakah penggaris ini benar-benar bengkok? Tentu saja tidak. Hanya tangkapan inderawi saja yang menyatakan demikian.
Indera manusia mengungkapkan yang terjadi di alam nyata. Sedang ilmu berusa-ha mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi di balik itu semua.
Dengan asumsi bahwa tiada yang terjadi di alam ini yang tanpa sebab akibat, maka ilmu berusaha mencari hubungan kausa-litas atau korelatif dari semua realitas alam tersebut.
Ketika mata kita menerawang ke atas dan melihat cakrawala yang kita sebut sebagai "langit" itu memang benar adalah langit. Namun ilmu berusaha mengungkap secara radikal mengenai hakikat langit tersebut. Inilah yang menjadikan manusia terdorong untuk "mengintip langit" dan menorobosnya.
Hari ini kita telah mengetahui bahwa alam ini begitu luas (makro kosmos) untuk manusia. Karena apa yang terlihat sebagai langit olehnya ternyata terdapat alam yang begitu luasnya.
Langit yang terlihat biru itu ternyata menunjukkan keterbatasan kita. Karena pada hakikatnya ia tidak benar-benar biru. Maka, ragukanlah bahwa langit itu biru, baru kau akan mendapatkan ilmu.

"Ragukan bahwa bintang-bintang itu api !; 
Ragukan bahwa matahati itu bergerak!;
Ragukan bahwa kebenaran itu dusta!; 
Tapi, jangan ragukan cintaku....."

(Kata Hamlet si peragu kepada Ophelia dalam drama William Shakespeare)




Malang, 11 Juni 2019

No comments:

Post a Comment

APAKAH FILSAFAT ITU SESAT?