Friday, May 31, 2019
Tuesday, May 7, 2019
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yg Semakin Liar
Oleh: R. Ahmad Nur Kholis, M.Pd
(kholis3186@gmail.com; +62 857-3602-3155)
Pada Awalnya
Pada masa awal perkembangannya, filsafat telah membuat manusia menjadi semakin bijak dalam menyikapi alam. Pada masa mitologi, di mana mitos adalah segalanya alam merupakan realitas yg penuh rahasia dan menakutkan. Kemudian filsafat datang untuk memberdayakan potensi berfikir manusia dan menjadi lebih mengerti akan alam yg dikatakan rahasia dan angker itu. Manusia pun menjadi lebih bijak dan rasional. Alam mulai bisa tertundukkan. Ia tak lagi menakutkan.
Mengejar Teknologi
Oleh: R.Ahmad Nur Kholis, M.Pd
Zaman dahulu ketika saya tinggal d pondok pesantren di madura teknologi informasi dan komunikasi masih belum seperti sekarang ini. Televisi dan radio berkembang dengan baik tapi saya sebagai santri tidak dapat menjamahnya dengan leluasa. Televisi hanya bisa saya nikmati di pondok pada saat liburan. Itupun hanya tv telesonic sisa tahun 1960-an yang besarnya hampir satu meja. Acaranya adalah: nonton bareng berita di TVRI. Televisi sebesar meja yg 60% chasingnya adalah kayu triplek dan 40% alumunium itu tentu saja masih hitam putih. 'TV korran' dalam istilah orang madura. Di bagian bawah ada empat kaki yang dilengkapi dengan bola putar bagian bawahnya hingga mudah didorong.
Beberapa teman yg terbilang 'nekat' bin 'nakal', secara sembunyi2 menyimpan radio di lemarinya. Mereka sudah merasa bahagia bukan kepalang saat mendengar suara Yunita Ababil menyanyikan lagu 'trauma'...
"Keinginan tuk bercinta sirna.... keraguan selalu datang menjelma.." katanya.
Pentingnya Studi Pendahuluan dalam Penelitian
Oleh: R. Ahmad Nur Kholis, M.Pd
Hal yang sulit dirasakan dalam sebuah research oleh para peneliti pemula (calon ilmuwan) adalah menemukan masalah penelitian. Penemuan permasalahan dalam penelitian ini bisa didapatkan melalui jalan studi pendahuluan, yang dalam bahasa research kualitatif disebut dengan mini tour.
Hal ini sering dilupakan oleh para mahasiswa, yang juga disebabkan oleh masalah administratif, mereka langsung saja membuat judul sesuai apa yang ada dalam pemikiran mereka. Setelah penelitian dilaksanakan, baru terasa bagaimana sulitnya. Apalagi jika menggunakan penelitian kualitatif.
FILSAFAT PAK KONDEKTUR
Oleh: R. Ahmad Nur Kholis, M.Pd
Kamis (19/05), saya berangkat ke Surabaya naik Bus Puspa Indah. Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya adalah tujuan saya. Saya ditugasi lembaga saya di Malang untuk suatu ke perluan di sana. Karena tidak ada uang kecil maka ketika kondektur meminta ongkos kepada saya, saya julurkan uang Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah). Ongkos Bus Malang-Surabaya tariff bus biasa sebagaimana yang saya tumpangi adalah Rp.15.000 (lima belas ribu), jadi seharusnya uang yang saya berikan tersebut harusnya kembali Rp. 85.000 (delapan puluh lima ribu rupiah).
Mungkin karena belum ada kembalian, maka diberikanlah kepada saya karcis dengan ada catatan di belakangnya. Tulisan itu bertuliskan kembalian yang seharusnya saya dapatkan dan berfungsi sebagai tanda bahwa uang masih ada di kondektur dan bisa dikembalikan nanti jika sudah turun dengan menunjukkan karcis bercatatan tersebut sebagai bukti. Hal ini memang sudah biasa dilakukan para kondektur dalam ‘manajemen’-nya.
Berkah Pengetahuan Ilmiah
Oleh: R. Ahmad Nur Kholis, M.Pd
Munculnya Ilmu di masa kejayaan Yunani telah membebaskan manusia dari kungkungan takhayyul dan mistik yang sebelumnya mencengkram sangat kuat. Pada masa sebelumnya, alam merupakan sesuatu yang penuh misteri dan menakutkan bagi manusia. Apa-apa yang dianggap aneh dari alam merupakan suatu yang menakutkan baginya. Jika ada gunung meletus dianggap sebagai kemarahan 'dewa bumi' dan karenanya maka kita harus mengirimkan sesembahan kepadanya. Contoh yang baik untuk diutarakan di sini adalah masalah perdukunan dan tukang ramal...
Munculnya Ilmu di masa kejayaan Yunani telah membebaskan manusia dari kungkungan takhayyul dan mistik yang sebelumnya mencengkram sangat kuat. Pada masa sebelumnya, alam merupakan sesuatu yang penuh misteri dan menakutkan bagi manusia. Apa-apa yang dianggap aneh dari alam merupakan suatu yang menakutkan baginya. Jika ada gunung meletus dianggap sebagai kemarahan 'dewa bumi' dan karenanya maka kita harus mengirimkan sesembahan kepadanya. Contoh yang baik untuk diutarakan di sini adalah masalah perdukunan dan tukang ramal...
Regresi Linear
Oleh: R. Ahmad Nur Kholis, M.Pd
Banyak penelitian (kuantitatif) bertujuan untuk menprediksikan suatu variable dari informasi2 yang diperoleh dari suatu variabel atau variabel2 lain. Misalnya: apakah keadaan cuaca dapat diramlkan dari suhu, tekanan udara, kelembaban udara, dan kecepatan amgin?. Dan lain sebagainya...
Suatu variabel dapat di diramalkan apabila antara bariabel yg diramalkan (kriterium), dan variabel yg digunakan untuk meramalkan (prediktor), terdapat korelasi yg signifikan.
Banyak penelitian (kuantitatif) bertujuan untuk menprediksikan suatu variable dari informasi2 yang diperoleh dari suatu variabel atau variabel2 lain. Misalnya: apakah keadaan cuaca dapat diramlkan dari suhu, tekanan udara, kelembaban udara, dan kecepatan amgin?. Dan lain sebagainya...
Suatu variabel dapat di diramalkan apabila antara bariabel yg diramalkan (kriterium), dan variabel yg digunakan untuk meramalkan (prediktor), terdapat korelasi yg signifikan.
Filsafat Analitik & Filsafat spekulatif
Oleh: R. Ahmad Nur Kholis, M.Pd
Filsafat analitik adalah filsafat yg memusatkan kajiannya kepada analisis yg cermat pada makna berbagai pengertian yg dibahas oleh filsafat. Seperti: substansi, eksistensi, moral, realitas, sebab, nilai, kebenaran, kebaikan, keindahan dan kemestian.
Sedangkan filsafat dpekulatif adalah usaha menyusun sebuah sistem ide-ide umum yg berpautan, logis, dan perlu yg dalam kerangka sistem itu setiap unsur dari pengalaman kita dapat ditafsirkan.
(Gie, 2012:11)
Filsafat analitik adalah filsafat yg memusatkan kajiannya kepada analisis yg cermat pada makna berbagai pengertian yg dibahas oleh filsafat. Seperti: substansi, eksistensi, moral, realitas, sebab, nilai, kebenaran, kebaikan, keindahan dan kemestian.
Sedangkan filsafat dpekulatif adalah usaha menyusun sebuah sistem ide-ide umum yg berpautan, logis, dan perlu yg dalam kerangka sistem itu setiap unsur dari pengalaman kita dapat ditafsirkan.
(Gie, 2012:11)
Penalaran Deduktif & Induktif
Oleh: R. Ahmad Nur Kholis, M.Pd
Perlu dsadari bahwa peradaban Yunani baik pada masa thales maupun socrates telah memberikan sumbangan bagi ilmu. Salah satunya adalah mengenai penalaran.
Berbicara ttng penalaran maka kita tidak bisa tidak juga harus berbicara ttng Aristoteles sebagai peletak dasar2 penalaran deduktif. Penalaranbdeduktif yg dimaksud adalah logika formal yang kita sebut dengan silogisme.
Silogisme merupakan seperangkat pernyataan yg berfungsi sebagai penuntun cara berfikir (menggunakan bahasa) yg dimulai dari sebuah pernyataan umum nenuju kesimpulan yg ditarik dengan perantara pernyataan yg lain yg berhubungan.
Penelitian: anatara cross sectional expost facto & cross longitudinal ekspost facto
Oleh: R. Ahmad Nur Kholis, M.Pd
Pernahkah anda melihat gambar ini?
Ya. Gambar ini biasa kita temui di kantor bidan desa atau semacamnya.
Lebih dari itu hsrus kita sadari bahwa gambar yg begitu sederhana tapi menarik itu adalah hasil penelitian juga. Hanya saja penyajiannya yg berbeda. Jika kita para akademisi dan mahasiswa biasa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk jurnal, laporan penelitian, skripsi, tesis maupun desertasi. Para praktisi seperti dokter dan bidan teebiasa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk visual sebagaimana diatas.
Gambar di atas juga memberikan kita pelajaran bahwa dalam kaitannya degan waktu, sebuah penelitian bisa dilaksanakan dengan dua cara. (1) penelitian sekali waktu, dan (2) penelitian antar waktu. Penelitian sekali waktu adalah penelitian yg dilaksanakan dalam sekali waktu (periode) seketika. Sedangkan penelitian lintas waktu adalah penelitian yg dilakan tidak dalamnsekali waktu. Melainkannembutuhkan waktu relatif lama. Bisa tahunan. Penelitian lintas waktu ini kita istilahkan dalam bahasa inggris dengan cross sectional expost facto. Sedangkan penelitian antar waktu kita sebut dengan cross longitudinal expost facto.
Tanggapan Saya atas Rocky Gerung
Oleh: R. Ahmad Nur Kholis, M.Pd
Beberapa waktu terakhir ini sempat diramaikan oleh perbincangan mengenai pernyataan Rocky Gerung yang mengatakan bahwasanya kitab suci itu adalah fiksi. Pernyataan ini menanggapi tentang pidato internal Prabowo Subianto yang menyatakan bahwa Indonesia akan bubar tahun 2030, yang disinyalir bahwa pernyataan ini dipengaruhi oleh sebuah buku fiksi. Ramainya perbincangan ini tentu saja juga disebabkan oleh media sosial juga.
Filsafat Etika & Moral
Oleh: R. Ahmad Nur Kholis, M.Pd
Di kalangan masyarakat pada umumnya, terjadi kerancuan antara apa yang dimaksud dengan istilah etika dan moral. Pada kebiasaannya etika disamakan artinya dengan moral. Orang yang tidak bermoral disebut dengan tidak beretika, dan juga sebaliknya, saat kita melihat sesuatu yang tidak pantas berdasarkan suatu norma atau aturan dilakukan oleh seseorang, kita menyebutnya sebagai tidak etis. Apakah memang benar demikian?
Etika merupakan salah satu bidang kajian filsafat pada bagian aksiologi. Ia adalah filsafat (pemikiran) yang mengkaji tentang nilai benar dan salah, baik dan tidak baik. Lebih jauh, dikatakan bahwa etika itu berkaitan dengan pemahaman akan orientasi.
Di kalangan masyarakat pada umumnya, terjadi kerancuan antara apa yang dimaksud dengan istilah etika dan moral. Pada kebiasaannya etika disamakan artinya dengan moral. Orang yang tidak bermoral disebut dengan tidak beretika, dan juga sebaliknya, saat kita melihat sesuatu yang tidak pantas berdasarkan suatu norma atau aturan dilakukan oleh seseorang, kita menyebutnya sebagai tidak etis. Apakah memang benar demikian?
Etika merupakan salah satu bidang kajian filsafat pada bagian aksiologi. Ia adalah filsafat (pemikiran) yang mengkaji tentang nilai benar dan salah, baik dan tidak baik. Lebih jauh, dikatakan bahwa etika itu berkaitan dengan pemahaman akan orientasi.
KELAHIRAN ILMU DARI RAHIM FILSAFAT
Oleh: R. Ahmad Nur Kholis, M.Pd
Filsafat Sebagai Induk Pengetahuan: Berawal dari Rasa Ingin Tahu Manusia
Filsafat Sebagai Induk Pengetahuan: Berawal dari Rasa Ingin Tahu Manusia
Filsafat muncul ketika manusia dengan akal yang dimilikinya mulai merasa ingin tahu terhadap apa yang sebenarnya terjadi dari apa yang ia lihat dan rasakan. Dari sanalah maka manusia mulai menggunakan potensi akalnya untuk berfikir. Pada mulanya, ia menganggap apa yang terjadi pada diri dan lingkungannya sebagai misteri alam yang menakutkan dan tak bisa terpecahkan. Ketika melihat fenomena bencana seperti gempa bumi, gunung meletus dan gerhana bulan atau matahari mereka menganggap sebagai kemarahan alam.
Dari Filsafat Menuju Ilmu
berikut ini skema perjalanan filsafat menuju ilmu. Berikut juga karakteristik filsafat dan ilmu. Serta tokoh-tokoh yang berperan di dalamnya.
ANTARA NORMA DAN KEBEBASAN
Oleh: R. Ahmad Nur Kholis, M.Pd
Kebanyakan orang awam menyangka bahwa hewan itu bebas sebebasnya dalam menjalani hidupnya dan hanya menuruti beberapa insting mereka saja seperti melindungi diri dan makanan. Hewan, dalam anggapan umumnya dlihat sebagai makhluq yang hidupnya tenang seiring dengan alam yang ada di sekitarnya. Sesusah-susahnya hewan tidak se susah manusia ketika diterpa berbagai masalah dalam hidupnya. Anggapan ini lalu ditambah dengan asumsi terkekangnya manusia dengan berbagai aturan di dunia. Meskipun anggapan ini ada benarnya namun tidak semua dapat dibenarkan.
ILMU SEBAGAI KEBENARAN UMUM
Oleh: R. Ahmad Nur Kholis, M.Pd
Dalam berbagai tahapan pencarian kebenaran dalam sejarah manusia, meskipun bukan satu-satunya cara, sampai saat ini kebenaran Ilmu (Kebenaran Ilmiah) merupakan satu-satunya metode yang paling bisa diandalkan sebagai kebenaran umum. Kebenaran ilmiah menjadi dapat diandalkan karena ia merupakan kebenaran yang dicapai dengan seperangkat metodologi tertentu yang bisa saja digunakan setiap orang yang ingin mencobanya. Lintas personal, kelompok, bahkan agama sekalipun. Artinya kebenaran ilmu itu terbuka untuk diuji siapapun. Sifat keterbukaan ilmu ini adalah sesuatu yang bersifat niscaya dan harus dilakukan. Jika tidak maka ia akan mengebiri ilmu itu sendiri.
Dengan demikian maka pengujian ilmu adalah suatu kewajiban. Karena dengan demikian maka ilmu itu akan terbukti benar salahnya. Jika salah ia akan sirna dengan sendirinya. Jika benar maka ia akan terus berlaku bahkan beranjak dari yang semula adalah teori menjadi hukum.
Jika Teori adalah hipotesa yang dibuktikan secara empiris, maka mukum merupakan kebenaran yang dibuktikan dan dirasakan masyarakat secara luas dan bersifat tetap. Seperti Hukum Grafitasi, Hukum Relativitas, Hukum Kirchoff, dan Hukum Ohm.
MANUSIA & ILMU PENGETAHUAN
Abstract
This article aims at discussing the correlation between human being and science. Science itself is also defined as the process of thinking to acquire knowledge. As time pasts, the human being has gone through many ways to reveal the truth. Those ways are (1) experience, (2) authority, (3) deductive reasoning, (4) inductive reasoning and (5) scientific approach. A scientific approach is the most appropriate way to seek the universal truth. There are two major ideas regarding the source of the truth. The rationalists say that the truth comes from reasoning (human ratio). Meanwhile, the empirics say that the truth comes from empirical experiences of the human senses. Some other ideas such as the idea of insight vision and intuition are not yet sufficient regarded as the source of the general truth. According to Sidi Gazalba, Science is divided into six (6) categories, namely (1) practical, (2) normative practical, (3) normative positive, (4) ideographic speculative, (5) nomothetic speculative and (6) theoretic speculative. In addition, three are three criteria of the universal truth, namely (1) the theory of coherent, (2) the theory of correspondence and (3) the theory of pragmatism. The scientific methodology is principally a way to arrive at the universal truth which elaborates the deductive and inductive reasoning.
Keywords: Human Being, Science, Knowledge, Scientific Method
HAKIKAT PENGETAHUAN SAINS
Ilmu pengetahuan dibangun atas dasar asumsi adanya sebab akibat yang niscaya dalam kaitannya dengan alam dan manusia. Keniscayaan kausalitas itu meniscayakan adanya semacam hukum alam dalam relitas dunia dengan keteraturannya. Di mana, keniscayaan hukum alam itu diberikan oleh Tuhan dalam rangka mengatur alam ini (Badii us samawati wal ardh).
Secara teologis, adanya hukum alam ini adalah suatu keniscayaan akan adanya Tuhan. Bahwa Tuhan itu adalah pencipta, dan sekaligus Dia-lah yang menopang ciptaannya. Pada saat yang sama Dia pula yang mengatur ciptaan tersebut. Ketiga peran tersebut yakni mencipta-menopang-mengatur adalah Allah sebagai kausa prima.
Subscribe to:
Posts (Atom)